Thursday, June 9, 2011

Ayam cemani

Di Indonesia, keberadaan ayam cemani sudah sangat populer dan sudah tersebar luas diberbagai kota, terutama di kota-kota (daerah) dikepulauan Jawa dan Sumatera. Berbagai pustaka menyebutkan keberadaan ayam cemani sudah ada sejak zaman hindu dan budha. Didalam kehidupan masyarakat sehari-hari ayam cemani lebih dikenal sebgai ayam klangenan (ayam hias) dan ayam sesaji dalam upacara-upacara adat. Dalam kapasitasnya untuk pedaging, ayam cemani tidak digemari masyarakat karena dagingnya yang berwarna hitam sangat mengurangi selera, hanya sebagian kecil masyarakat yang menyukai daging ayam cemani karena diyakini memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam jenis lainya.

ayam cemani hingga saat ini masih merupakan jenis hewan yang langka dan banyak dicari oleh para pelaku upacara-upacara adat berkeyakinan bahwa ayam cemani mempunyai kekuatan magis. Maka, wajarlah kalau harga ayam cemani sangat mahal hingga jutan rupiah.

Pada hakekatnya bangsa ayam buras digolongkan menjadi tujuh, yaitu ayam buras biasa (ayam kampung), ayam nunukan, ayam kedu, ayam pelung, ayam hibrida, ayam crossbred, dan ayam hias. Ayam cemani termasuk golongan ayam kedu yang merupakan ayam jenis lokal yang berasal dari daerah kedu, kabupaten temanggung, jawa tengah. Tetua atau nenek moyang ayam buras adalah ayam liar (ayam hutan) empat spesies, yakni ayam hutan hijau, ayam hutan merah, ayam hutan abu-abu India dan ayam hutan jangga clyon. Dari tetua ayam buras tersebut telah mengalami perkembangan pada kondisi lingkungan yang berada sehingga terbentuklah beraneka ragam jenis ayam buras dengan karakteristik yang khas pada setiap jenis. Dari situlah muncul jenis ayam cemani.

Namun demikian tidak ada catatan yang lebih terperinci mengenai asal usul ayam cemani ini. Sebagaian sumber pustaka menyebutkan bahwa ayam cemani tersebut merupakan ayam asli indonesia dan sebgaian lainya tidak menyebutkan demikian. Drs. Sudrajad (2004), melaporkan bahwa pada tahun 1924, didaerah kedu temanggung, jawa tengah, terdapat jenis ayam cemani baru yang menurut pemiliknya ayam cemani tersebut merupakan ha yang dijadikansil persilangan antara ayam kampung dengan ayam impor (ayam ras) jenis Australop dari australia. Hasil dari persilangan tersebut dikenal dengan sebutan ayam kedu cemani (ayam kedu hitam). ayam kampung yang dijadikan induk berasal dari gunung sumbing. Ayam kampung betina tersebut berbadan besar, diduga merupakan hasil silangan liar ayam inggris (ayam dorking) dengan ayam kampung didaerah peristirahatan dieng, kabupaten Wonosobo. Sehingga dengan demikian dikenal ada dua jenis ayam cemani, yaitu ayam cemani lokal (ayam cemani kampung ) yang hidup sejak sebelum jaman majapahit dan ayam kedu cemani yang merupakan hasil silangan ayam kampung dengan ayam jenis Australop dari Australia yang hidup pada tahun 1924.



Sumber:
Cara Mudah Beternak Ayam Cemani

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More