Wednesday, December 19, 2012

Ayam hutan jantan untuk indukan bekisar dari hasil penetasan

• Telur tetas yang diperoleh dari hutan atau hasil dari pengembangan sendiri dapat ditetaskan dengan mesin tetas atau dieramkan pada ayam yang sedang mengerami.
• Setelah telur menetas, anak ayam ini kita pisahkan antara yang jantan dengan yang betina. Karena anak ayam hutan yang baru menetas dapat lari dan hilang, maka penetasan atau pengeraman telur tersebut harus selalu dalam kurungan tertutup.
• Untuk dapat dijadikan sebagai patokan dasar dalam mengidentifikasi anak ayam hutan yang masih berumur 2-7 hari adalah sebgai berikut:
1. Yang jantan jenggernya agak membelok ke kiri dan yang betna jenggernya agak membelok kekanan.
2. Yang jantan ekornya hitam dan tumbuhnya lebih lama, atau bulu ekor yang jantan lebih pendek daripada yang betina pada umur yang sama.
3. Yang betina bulu ekornya berwarna lurik-lurik dan lebih panjang daripada yang jantan.

Cara memelihara ayam hutan kutuk sama dengan cara memelihara ayam kampung biasa, hanya saja anak ayam hutan ini harus selalu di dalam kandang dan diperlengkapi dengan lampu penghangat (dop 25 watt) sampai berumur 2 bulan, dan di usahakan tidak kena udara/angin secara langsung.

Penjinakkan ayam hutan yang dimulai dari kuthuk adalah yang terbaik, karena berdasarkan pengalaman, presentase keberhasilannya cukup tinggi. Adapun tanda-tanda ayam hutan yang telah jinak adalah sebagai berikut:
• Jengger tegak dan berwarna segar
• Pial lebar (tidak mengkerut) dengan warna merah kombinasi biru
• Nafsu makan baik
• Badan tegak dan ekornya tidak ditekuk
• Bila didekati tidak takut dan sering berbunyi “cek-ki-krek” berulang-ulang sambil ceker-ceker bahkan berkokok. Inilah yang menjadi tanda-tanda utama dari ayam hutan yang siap kawin, baik dengan ayam hutan betina maupun dengan ayam kampung betina.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More